Minggu, 29 November 2009

HIDUP ITU BERMAKNA KETIKA BERBAGI

Pada tempat yang pertama Kami keluarga besar ASPEKRINDO mengucapkan “selamat berhari raya qurban 1430 H” dan semoga dalam momen ini kita mendapatkan spirit pengorbanan yang dihiasi keikhlasan.


Pada hari raya qurban ini, momen yang sangat penting dan selalu dikenang dalam sejarah adalah peristiwa keikhlasan hati Nabi Ismail dan keridhaan Nabi Ibrahim bersama sang istri tercinta Hajar untuk mengurbankan anaknya. Banyak pelajaran hidup yang bisa digali untuk diteladani, bagaimana kita menjadi pribadi yang ikhlas menjalani hidup dan menjadi pelita di tengah kegelapan masyarakat. Kondisi sosial ekonomi yang terus terhimpit menjadikan kita pribadi yang egois dan selalu mengutamakan keuntungan sendiri. Sehingga terjadilah persaingan yang tidak sehat demi memuaskan kebutuhan pribadi ataupun golongan tertentu. Ungkap saja pada beberapa waktu lalu, momen besar pemilihan umum dari daerah sampai pusat Negara ini, terdapat banyak hal yang menyita waktu kita dan hampir setiap hari layar kaca kita dihiasi oleh perselisihan pemilu. Sesuatu hal kecil dan besar yang terjadi tersebut dikarenakan adanya ketidak harmonisan antara pribadi dan sosial kita, ketidak harmonisan antara fitrah manusia kita, mengutamakan kepentingan pribadi ataupun golongan yang berdampak pada lahirnya sifat iri, dengki, saling menyalahkan dan saling curiga. Fenomena sosial ini terus tumbuh subur di negeri kita ini, mungkin saja terjadi karena kita telah melupakan fungsi agama tersebut sebagai penata sosial masyarakat kita. Agama hanya diartikan sebagai ritual Shalat, Puasa, Haji, sekadar berkurban dan Berlebaran. Namun kita ternyata hanya melihat sisi yang sangat kecil dari arti hadir agama yang sebenarnya. Agama Islam khususnya hadir sebagai agama yang memberi rahmat bagi seluruh kaum, seluruh ummat. Yang akan menyatukan kita dari berbagai perbedaan sosial, yang sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, menjaga keharmonisan manusia dan lingkungan, manusia dan sosialnya, manusia dengan penciptanya, sebagaimana ajaran Rasulullah Muhammad SAW.
Momentum ini mengajak kita untuk kembali menuju fitrah manusia yang sesungguhnya, sehingga manusia menjadi khalifah yang bermartabat, bijaksana dan memberi rahmat bagi seluruh alam. Karena “hidup itu bermakna ketika berbagi”.

TAQABBALALLAHU MINNA WA MINGKUM